Oleh : SALMIATI, S.Pd.,M.Kom
Saya guru TIK kelas IX di SMP Negeri 1 Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Saya mengajar TIK sejak tahun 2010. Berbagai kendala dan tantangan datang silih berganti. Namun saya tetap berusaha agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Begitu pula pada saat pembelajaran dimasa pandemi Corona Virus Disease (COVID-19). Peran dan tanggung jawab sebagai seorang guru yang bergelut dibidang teknologi informasi semakin besar. Apalagi semenjak ditugaskan sebagai wakil kepala sekolah yang bertanggung jawab untuk mengkoordinir pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama pandemi. Adapun rutinitas yang saya lakukan selama PJJ antara lain membuat whatsapp (WA) group sekolah, membuat presensi online, membantu guru dan murid menggunakan aplikasi pembelajaran online.
Pembelajaran TIK di masa pandemi Covid-19 begitu menantang bagi saya, sebab murid-murid tidak memiliki perangkat komputer/laptop di rumahnya. Maka dari itu saya harus mencari solusi agar pembelajaran TIK dapat berlangsung meskipun ditengah keterbatasan. Saya harus menyesuaikan materi ajar yang relevan dengan kondisi murid apalagi dimasa pandemi. Mereka selama ini belum terbiasa menggunakan ponselnya untuk pembelajaran daring. Biasanya murid-murid hanya memakai WA untuk berkomunikasi ke sesame teman. Namun kali ini mereka harus bisa menggunkan berbagai media pembelajaran online .
Hal pertama yang saya lakukan sebelum kegiatan pembelajaran TIK adalah mencari tahu terlebih tentang kesulitan yang dihadapi murid pada mata pelajaran lainnya. Saya membuka obrolan bersama murid melalui WAG membahas tentang kendala yang mereka hadapi saat pembelajaran daring.
Salah seorang murid saya yang bernama Zakiatin Nisa mengirim pesan singkat: ”Gini yah buk, yang Kia rasain selama daring, pelajaran susah dapet, paket internet kadang juga nggak ada buk, kalo daring kita nggak paham sama materi yang dijelasin buk, walaupun sudah rinci, mungkin bagi mereka yang tahu dijawab buk, tapi kami yang nggak tahu ini gimana buk…”. Itu lah cuplikan pesan singkat murid tentang kendala yang dialami saat Belajar dari Rumah (BDR). Berdasarkan dari curhatan murid-murid tersebut saya melakukan refleski dan mencari strategi pembelajaran daring yang asyik dan bermakna bagi murid.
Salah satunya saya mengikuti program Wardah Inspiring Teacher (WIT) yang diselenggarakan oleh Kampus Guru Cikal secara online. Tahap demi tahap saya ikuti dengan sungguh-sungguh. Berbagai pengetahuan dan keterampilan telah saya dapatkan semenjak mengikuti pelatihan ini. Antara lain tentang Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) mengggunakan strategi 5 M (Memanusiakan Hubungan, Memahami konsep, Membangun keberlanjutan, dan Memberdayakan konteks). Selain itu saya juga mendapatkan pengetahuan tentang cara merancang media pembelajaran merdeka belajar dan penulisan praktik baik pembelajaran. Dengan berbekal pengetahuan tersebut, saya merasa tertantang untuk mengaplikasikannya pada saat pembelajaran TIK. Salah satunya yaitu merancang media pembelajaran berbasis digital untuk meningkatkan semangat belajar murid melalui aplikasi berbasis web Kahoot dan Jamboard. Oleh karena itu, pada kali ini saya akan menceritakan tentang pengalaman melakukan bimbingan TIK dalam pembelajaran daring dan tatap muka langsung dimasa pandemi Covid-19
Mulanya saya bingung untuk menentukan materi pembelajaran TIK, sebab murid tidak memiliki komputer di rumah. Padahal, pembelajaran TIK sangat membutuhkan praktik langsung menggunakan komputer. Maka langkah pertama yang saya lakukan yaitu mendiskusikan tentang kegiatan pembelajaran satu hari sebelum jadwal pembelajaran berlangsung. Kami menyepakati jadwal dan materi TIK yang dapat dipergunakan dengan menggunakan HP/ android. Saya mencari tahu tentang materi TIK yang paling ingin murid ingin pelajari. Hal ini merupakan salah satu penerapan dari strategi 5 M, yaitu memanusiakan hubungan. Kesepakatan belajar ini saya lakukan bersama murid, agar mereka siap untuk belajar. Setelah itu barulah saya mempersiapkan segala kebutuhan pembelajaran, mulai dari persiapan media digital dan assessment.
Pada pertemuan perdana secara daring, saya melakukan pembelajaran TIK tentang membuat akun email. Hal ini dilatarbelakangi masih banyak murid yang belum paham tentang tata cara membuat akun email dan cara menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya saat proses pembelajaran berlangsung, saya awali dengan menanyakan tentang kabar murid-murid. Saya meminta mereka mengirimkan sebuah gambar emoji yang mewakili persaan mereka melalui WAG. Semua murid antusia dan merespon dengan baik. Selanjutnya saya menggali tentang pemahaman awal murid tentang email melalui tanya jawab. Namun sayangnya hanya beberpa orang murid yang aktif berkomentar. kemudian murid mengamati sebuah video tutorial menggunakan email.
Agar pembelajaran lebih seru dan menantang, saya memberikan beberapa pilihan penugasan praktik kepada murid terkait dengan materi yang telah dipelajari yaitu: mengirimkan sebuah pesan atau informasi lewat email tentang kendala mereka saat belajar daring dan disertai dengan lampiran file berupa foto atau video tentang aktivitas mereka selama belajar dari rumah. Kemudian kami menyepakati waktu pengumpulan tugas praktik tersebut. Lalu di akhir pembelajaran, saya memberikan sebuah kuis online menggunakan aplikasi berbasis digital yaitu kahoot. Beberapa murid awalnya bingung tentang cara menggunakannya. Lalu perlahan-lahan saya memandu murid agar bisa memainkan aplikasi kahoot tersebut. Akhirnya mereka semua bisa menjalankan aplikasi tersebut dengan lancar. Setelah semua murid terlibat aktif menjawab kuis online tersebut, kami melakukan refleksi.
Seorang murid bernama Windy mengatakan : “Buk, sering-sering aja kita pakai kuis online kahoot ya buk, seru dan mengasyikkan.” Ketika mendengar celotehan murid tersebut, saya juga ikut merasa senang. Bahkan murid-muridpun meminta saya untuk sering mengadakan latihan online dengan kahoot ini. Tapi beberapa murid juga menyarakan agar settingan bahasa pada kahoot tersebut di ganti dengan memakai bahasa Indonesia. Selain itu hal yang paling mereka sukai dari kuis online kahoot ini antara lain karena iringan musiknya. Berdasarkan hasil refleksi tersebut, saya bisa memahami murid lebih dekat. Pada akhir pembelajaran, murid berpesan agar saat tatap muka juga diadakan kuis online memakai kahoot menggunakan komputer sekolah. Dari kegiatan bimbingan TIK ini saya mengetahui bahwa murid suka pembelajaran yang berupa games saat PJJ. Seusai pembelajaran, saya memeriksa tugas praktik murid dan memberikan umpan balik terhadap penugasan yang telah mereka lakukan.
Demikianlah kegiatan bimbingan TIK yang telah saya lakukan secara daring. Satu hal yang saya pelajari dari kegiatan yang telah dilakukan adalah pentingnya memahami kondisi murid sebelum melaksanakan pembelajaran daring. Aplikasi pembelajaran sebagus apapun, tidak akan berarti jika murid tidak tahu tujuan menggunakannya. Pahami murid agar pembelajaran lebih bermakna.
Murid-murid sangat menyambut gembira ketika, saat pembelajaran tatap muka disekolah kembali dibuka. Begitu juga halnya dengan kegiatan bimbingan TIK. Akhirnya murid dapat langsung melakukan pembelajaran secara tatap muka di labor komputer sekolah.
Pertemuan pertama secara tatap muka ini, langsung berfokus kepada materi yang belum dipahami murid saat pembelajaran daring. Salah satunya dalam membuat poster memakai aplikasi canva. Ketika pembelajaran online, murid banyak yang belum bisa mengumpulkan tugas membuat poster karena mereka memiliki Memory Hp dan Kuota Internet yang terbatas. Oleh sebab itu, pembelajaran tatap muka ini, saya fokuskan pada praktik langsung menggunakan komputer yang tersedia di labor.
Pada awal pembelajaran, saya menggunakan aplikasi berbasis web yaitu Jamboard untuk mengabsen pada saat melakukan absensi. Sebelumnya saya juga pernah memperkenalkan aplikasi ini waktu pembelajaran daring. Hanya saja murid terkendala memory HP dan akses jaringan serta belum paham menggunakannya.
Aplikasi Jamboard merupakan salah satu media aplikasi yang didukung oleh Google Cloud. Aplikasi ini dapat juga diakses dari browser web. Melalui aplikasi ini, murid dapat berkolaborasi dan berinteraksi secara digital. Saya mengetahui aplikasi ini dari rekan guru pada Komunitas Guru Belajar Nusantara (KGBN). Saya merasa tertarik juga untuk menggunakannya bersama murid, agar pembelajaran lebih bermakna. Kemudian saya memandu murid untuk menggunakan aplikasi ini. Murid langsung mempraktikkannya dengan antusias. Namun kami terkendala dengan akses internet yang tidak stabil, sehingga beberapa murid tidak bisa membuka aplikasi ini dengan cepat dan lancar. Meskipun demikian, murid yang terkendala akses jaringan tersebut dibantu oleh teman lainnya untuk menggunakan Jamboard dalam mengisi absensi dan menjawab pertanyaan yang telah saya tulis pada papan Jamboard.
Suasana begitu menyenangkan saat murid-murid bebas berekspresi dan berkarya menggunakan komputer sekolah. Apalagi saat murid merancang poster bertemakan hari guru dengan menggunakan aplikasi canva. Mereka sangat senang dapat berkarya langsung. Untuk membuat murid semakin antusias, saya kembali mengajak murid untuk mengerjakan kuis online dengan kahoot. Pembelajaran tatap muka kali ini, murid dapat langsung mempraktikkan berbagai aplikasi seperti Jamboard, Canva dan Kahoot. Pembelajaran tatap muka ini begitu berkesan buat murid-murid saya, hal ini terlihat pada lembar refleksi yang mereka tulis pada Jamboard tentang kesan dan pesan mereka tentang pembelajaran hari ini, lalu seorang murid saya bernama Ridha menuliskan refleksi pada jamboard sebagai berikut :
Kesan : Senang, asyik dan sangat seru dalam bimbingan TIK, karena bermanfaat dan mendapatkan Ilmu. Pesan: semoga belajar kedepannya lebih baik lagi.
Berdasarkan pembelajaran yang telah berlangsung, saya mengambil pelajaran yaitu pembelajaran di kelas akan lebih bermakna dan menyenangkan, jika kita melibatkan murid dalam setiap kegiatan. Berikut ini beberapa hasil karya murid dalam pembuatan poster dengan apliaksi canva saat pembelajaran tatap muka langsung. Jika murid terlibat aktif, maka pembelajaran akan sangat terasa berkesan dan bermakna.
Beri Komentar